Empowered to Lead: Strategi Meutia Adryana Bangun Tim yang Solid!
"Gaya kepemimpinan perempuan cenderung lebih menginspirasi dan humanis, seperti yang dicontohkan Meutia Adryana selaku mentor para CEO muda."

Proporsi perempuan yang berada di jabatan strategis terus bertambah setiap tahunnya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 35,02% perempuan Indonesia menduduki jabatan manajerial pada tahun 2023, naik 2,76% dari tahun 2022. Nah, Meutia Adryana adalah contoh perempuan yang berhasil meraih jabatan tinggi dengan kemampuan leadership yang memukau.
Kondisi ini membuktikan kemampuan leadership perempuan di dunia kerja. Yuk, kupas gaya leadership perempuan, tantangannya, serta strategi mengembangkan leadership di sini!
Apa yang Membedakan Gaya Kepemimpinan Perempuan?
Jenis kelamin berperan sebagai salah satu faktor pengaruh gaya kepemimpinan seseorang. Sejumlah studi menunjukkan adanya variasi gaya kepemimpinan antara perempuan dan laki-laki. Lantas, seperti apa gaya kepemimpinan perempuan? Simak penjelasannya di bawah ini.
1. Lebih Berperikemanusiaan
Menurut studi McKinsey, perempuan relatif memperlihatkan sifat yang lebih humanis ketika memimpin. Sebab, perempuan cenderung berorientasi pada hubungan antar manusia. Tidak seperti laki-laki yang lebih fokus pada hasil pekerjaan.
2. Bertindak sebagai Role Model
Dalam studi McKinsey yang sama, terungkap bahwa gaya kepemimpinan perempuan seringkali diwujudkan melalui pemberian teladan. Ketika berperan sebagai pemimpin, perempuan secara aktif memberikan contoh dan inspirasi bagi karyawannya, terutama staf perempuan.
3. Kompeten dalam Soft Skill
Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa pemimpin perempuan lebih unggul dalam hal soft skill. Saat diberi amanah menjadi pemimpin, perempuan membuktikan kompetensinya dalam pengambilan keputusan atau inisiatif, pengembangan diri, dan kejujuran.
Tantangan Perempuan dalam Memimpin
Jalan perempuan untuk menjadi pemimpin tidaklah mudah, berbagai rintangan harus mereka hadapi. Inilah hambatan yang seringkali membuat perempuan sulit memberikan kontribusi optimal dalam pekerjaannya.
1. Stereotip Gender
Label perempuan sebagai sosok yang lemah dan emosional masih sulit lepas dari benak masyarakat Indonesia. Stereotip semacam itu justru menghambat kemajuan perempuan. Di sisi lain, masyarakat mengharapkan pemimpin dengan karakter yang tegas dan gagah.
2. Ketidaksetaraan Gender
Kesenjangan gender masih sangat terasa, misalnya dalam hal upah. Di Indonesia sendiri, terdapat kesenjangan pendapatan antara pekerja perempuan dan laki-laki, di mana besaran gaji laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Mengacu dari data BPS, gaji laki-laki adalah Rp20.125/jam, sementara perempuan hanya Rp16.779/jam.
3. Keseimbangan Karier dan Keluarga
Perempuan kerap dituntut mengurus keluarga dan rumah. Namun, di saat yang sama, mereka harus mengejar karier agar mampu membantu finansial rumah tangga. Menyeimbangkan karier dan keluarga membutuhkan komitmen tinggi, sehingga tak jarang harus mengorbankan salah satunya.
Cara Mengembangkan Leadership Style sebagai Perempuan
Teruntuk para perempuan yang ingin meniti karier hingga berhasil meraih jabatan impiannya, ikutilah cara mengembangkan gaya kepemimpinan di bawah ini.
1. Ambil Tindakan
Ambil kendali atas karier Anda dan hindari kebiasaan bergantung pada orang lain. Awali dengan evaluasi karier dan menetapkan tujuan.
Susun rencana yang realistis untuk mencapai tujuan tersebut. Beranilah ambil risiko dan keluar dari zona nyaman dengan menerima tantangan baru agar wawasan dan perspektif semakin berkembang.
2. Jadilah Diri Sendiri
Kunci keberhasilan leadership seseorang berangkat dari orisinalitas diri sendiri. Oleh karena itu, tampilkan saja diri Anda yang sebenarnya.
Pertama-tama, bangun kesadaran diri dengan memahami nilai, prinsip, atau motivasi yang Anda pegang. Lalu, ketahui kekuatan dan kekurangan Anda.
Lakukan evaluasi secara berkala hingga Anda mengetahui apa dampak yang mampu Anda berikan kepada orang lain. Selain itu, ingatlah untuk bersikap terbuka terhadap segala kritik dan saran.
3. Perkuat Koneksi
Koneksi merupakan faktor fundamental dalam pengembangan leadership. Para pemimpin tertinggi sekalipun masih gencar membangun koneksi untuk memperluas bisnisnya. Koneksi bisa dibangun melalui acara seminar, workshop, atau konferensi bersama para pemimpin yang lebih dulu unggul.
Prestasi dari Leadership Style Ala Meutia Adryana
Sosok perempuan yang telah sukses berkiprah sebagai pemimpin adalah Meutia Adryana. Perempuan berusia 26 tahun ini memiliki rekam jejak unggul sebagai konsultan media dan brand di industri pemasaran dan periklanan.
Kini, Meutia menduduki posisi Founder dan CEO STEB Asia, agensi yang berfokus pada ROI (return on investment), media digital berbasis data, dan strategi kreatif untuk mendukung pertumbuhan klien. Di usia yang masih sangat muda, Meutia sudah menorehkan banyak prestasi.
Tahun 2018, Meutia memenangkan “30-Under-30 Achiever of The Year” di Mumbrella Awards dan “Indonesian Female Leader of The Year” dari WORLD HRD Congress 2018. Penghargaan ini datang dari kesuksesannya mengembangkan perusahaan multinasional dari 0 hingga menjadi salah satu agensi terbesar dengan 130 karyawan.
Meutia bahkan dipercaya menjadi mentor dari para founder dan CEO baru berkat keberhasilannya dalam mempertahankan 60% klien dengan tingkat kesuksesan pitch mencapai 60–70%. Kunci kesuksesan leadership Meutia adalah mencari rekan bisnis yang saling melengkapi, tidak takut ambil risiko, buat rencana bisnis yang detail, dan networking.
Setiap Perempuan Bisa Jadi Pemimpin, Yuk Siapkan Diri dari Sekarang!
Perjalanan perempuan untuk menjadi pemimpin tidaklah mudah. Namun, tidak ada lagi alasan untuk menyerah karena telah hadir mentor yang siap membimbing Anda. Selaku pendiri STEB Asia, agensi yang bergerak pada jasa Digital Marketing, Meutia Adryana mendedikasikan waktunya untuk membimbing generasi baru pemimpin perempuan.
Jika Anda ingin seperti Meutia yang berhasil mengembangkan STEB Asia, agensi pemasaran full-service yang fokus membantu klien mencapai target pertumbuhan yang ambisius serta memasuki pasar baru, keluarlah dari zona nyaman. Sebab, leadership tidak mengenal gender dan setiap orang mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin!
Harap berkomentar yang sopan dan sesuai pembahasan artikel, jika mengirimkan spam link maka komentar akan dimoderasi. Terima kasih